Kamis, 09 April 2009

kangnur nyontreng

Hasil Quick Count
Cuma PD yang Bisa Ajukan Capres Tanpa Koalisi

Anwar Khumaini - detikPemilu




Jakarta - Penghitungan suara hasil pemilu legislatif belum sepenuhnya usai. Proses penghitungan masih terjadi di mana-mana. Bahkan ada beberapa daerah yang akan melakukan pemilu susulan. Tetapi, hitungan cepat (quick count) telah membuka mata kita lebar-lebar bahwa partainya SBY, Partai Demokrat (PD) muncul sebagai jawara.

Sejak siang tadi, Kamis (9/4/2009), berbagai lembaga survei berlomba-lomba menyajikan hasil penghitungan cepat. Adalah Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang paling awal menyajikan hasil survei. Disusul lembaga-lembaga survei yang lain, seperti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Lembaga Survei Nasional (LSN), Cirus, dan masih banyak lagi yang lain.

Ternyata, semua lembaga-lembaga survei tersebut secara kompak menempatkan Partai Demokrat sebagai partai yang paling banyak dipilih oleh publik. Dan yang paling membuat surpise, semua lembaga survei untuk sementara ini memposisikan Demokrat meraih lebih dari 20 persen suara. Apa artinya?

Berdasarkan UU Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, syarat mengajukan capres dan cawapres, setidak-tidaknya didukung oleh 20 persen kursi legislatif atau 25 persen suara sah nasional.

Ini artinya, cuma PD lah satu-satunya partai yang bisa mengusung capres tanpa koalisi dengan partai lain. Dengan hasil PD yang mengalami peningkatan sebesar 100 persen lebih dari pemilu 2004 ini, SBY akan dengan mudah maju sebagai capres.

Pencapresan JK-Mega Terancam?

Siapa sosok yang akan mendampingi SBY untuk menuju RI 1 dan 2 nanti bukan hal yang sulit diputuskan SBY. Dengan mengantongi suara Partai Demokrat yang lebih dari 20 persen, SBY akan leluasa memilih cawapres tanpa kekhawatiran akan ditinggal koalisi bersama.

Dengan hasil quick count ini, capres lain seperti Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri harus berpikir ulang untuk tetap nyapres. Dengan jumlah perolehan sementara hitung cepat lembaga survei sekitar 14-15 persen, kedua ketua umum partai terbesar ini harus memutar otak untuk mencari pasangan koalisi. Jangan-jangan PDIP dan Golkar akan koalisi untuk menghadang SBY? Atau justru JK kembali merapat ke SBY? Entahlah.
( anw / yid )
taken from detik pemilu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar